banner 970x250

Sampai Nanti, Hanna!: Ketika Harapan Orang Tua Menjadi Beban Anak

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – indonesiakoma.com

Di balik kisah cinta dan perjuangan Hanna di Sampai Nanti, Hanna!, terselip cerita tentang hubungan ibu dan anak yang penuh konflik emosional. Mami Hanna, yang diperankan dengan mendalam oleh Meriam Bellina, adalah sosok ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Sebagai ibu dari tiga anak, ia memegang prinsip bahwa keberhasilan anak-anaknya adalah cerminan dari keberhasilannya sebagai orang tua, terutama dalam hal pernikahan dan pilihan pasangan hidup. Namun, apa yang dianggap “terbaik” oleh sang ibu, tidak selalu sejalan dengan apa yang diinginkan Hanna, anak bungsunya.

banner 325x300

Ketika Harapan Menjadi Tekanan
Bagi Hanna, yang terlahir sebagai anak bungsu, hidup di bawah bayang-bayang dua kakaknya terasa berat. Sang ibu sering membandingkan Hanna dengan kakak-kakaknya, yang dianggap lebih sukses dan memenuhi ekspektasi keluarga. Hal ini perlahan membuat Hanna merasa terkungkung dan kehilangan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Rumah, yang seharusnya menjadi tempat nyaman, berubah menjadi ruang penuh tekanan yang mempengaruhi kepercayaan diri dan emosional Hanna.
Meriam Bellina menjelaskan peran Mami Hanna dengan sudut pandang seorang ibu. “Sebagai ibu, Mami Hanna ingin semua anaknya berhasil. Tapi kadang cara dia mengekspresikan itu tidak selalu benar. Dia tidak sadar bahwa membandingkan anaknya dengan yang lain justru menciptakan luka dan jarak. Mami Hanna mencintai Hanna, tapi cara dia menunjukkannya mungkin terasa salah di mata anaknya.” Apakah Parenting seperti Ini Relate dengan Kehidupan Nyata?

Cerita Mami Hanna bukanlah hal yang asing. Banyak anak, terutama yang lahir sebagai bungsu atau anak tengah, sering merasa dibandingkan dengan saudara kandung mereka. Harapan orang tua yang berlebihan, meskipun dimaksudkan sebagai motivasi, justru sering kali menjadi tekanan yang merusak hubungan.

Dalam film ini, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana pola asuh seperti Mami Hanna bisa mempengaruhi perkembangan mental anak. Ketika harapan dan pembandingan terus dilakukan, anak mungkin merasa tidak cukup baik atau kehilangan arah dalam menemukan jati diri mereka.

Seorang penonton yang menonton Sampai Nanti, Hanna! di JAFF berkomentar, “Saya relate banget dengan cerita Hanna. Kadang orang tua ingin kita sukses, tapi mereka lupa kalau caranya bisa bikin kita merasa nggak cukup baik. Film ini bikin saya sadar, penting untuk bicara dan mengungkapkan apa yang kita rasakan.” Bagaimana Menyikapi Orang Tua Seperti Mami Hanna?

Bagi banyak anak yang merasa tertekan oleh harapan orang tua, komunikasi adalah kunci. Berani mengungkapkan perasaan dengan cara yang baik dapat membantu menjembatani kesalahpahaman. Orang tua, seperti Mami Hanna, mungkin tidak menyadari dampak dari pola asuh mereka hingga anaknya berbicara jujur.

Dari sudut pandang Meriam Bellina, penting bagi orang tua untuk belajar memahami anak-anaknya. “Orang tua juga manusia, mereka belajar dari kesalahan. Saya harap penonton bisa melihat Mami Hanna sebagai contoh bahwa niat baik saja tidak cukup. Penting untuk mengenal anak kita dan mendukung mereka sesuai dengan keinginan mereka, bukan harapan
kita.” Refleksi Melalui Sampai Nanti, Hanna!

Sampai Nanti, Hanna! mengajak kita untuk merenungkan banyak aspek kehidupan, salah satunya hubungan orang tua dan anak. Melalui hubungan Hanna dan ibunya, film ini menunjukkan bagaimana cinta orang tua bisa berubah menjadi beban jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat.

Apakah Anda pernah merasakan hal yang sama seperti Hanna? Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga cermin untuk memperbaiki hubungan dalam keluarga. Saksikan Sampai Nanti, Hanna! di bioskop dan temukan pelajaran berharga tentang cinta, keluarga, dan keberanian untuk memulai kembali.
Jangan Lewatkan Sampai Nanti, Hanna!, Sedang Tayang di Bioskop.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kisah Hanna yang sedang tayang di bioskop. Sampai Nanti, Hanna! adalah film yang tidak hanya menyuguhkan cerita cinta, tetapi juga cerita tentang cinta, luka, dan kekuatan untuk menemukan kebahagiaan sejati. Jangan sampai terjebak seperti Hanna, kenali tanda-tanda red flag dalam pasangan, dan beranilah untuk mengutarakan perasaan serta memilih kebahagiaanmu sendiri. Untuk informasi terbaru, kunjungi Instagram @sampainantihanna.

***

CATATAN PRODUKSI
Judul : Sampai Nanti, Hanna!
Sutradara : Agung Sentausa
Produser : Dewi Umaya Rachman
Rumah Produksi : Azoo Projects, Fortius Films, City Vision
Tanggal Rilis : 5 Desember 2024 (Bioskop)

Cast :

Juan Bio One (as Gani)
Febby Rastanty (as Hanna)
Ibrahim Risyad (as Arya)
Meriam Bellina (as Ibu Hanna)
Anjani Dina (as Saras)

Sinopsis :

Gani jatuh cinta sejak pertama mendengar suara Hanna, namun tak sanggup mengatakannya kecuali dalam lembar buku harian. Saat ia ingin mengungkapkannya, Hanna sudah memutuskan untuk menikah dengan Arya, karena Arya bisa membawa Hanna keluar dari rumahnya yang toxic. Namun menikah dengan Arya yang verbally abusive dan mentally unstable, justru membuat Hanna terpuruk hingga ke titik nadir.

Pernah terpisah di dua benua, pusaran nasib membawa Gani berjumpa lagi dengan Hanna, setelah 10 tahun memendam rasa.

TENTANG PICKLOCK FILMS
Pic[k]Lock Films adalah rumah produksi yang didirikan pada 10 Juni 2008 oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh dan Dewi Umaya Rachman, dua sahabat yang berbagi visi untuk menciptakan karya-karya film dengan latar belakang sosio-politik-kultural yang kuat. Mengambil spesialisasi dalam biopik dan drama politik, Pic[k]Lock Films tetap mempertahankan elemen hiburan dalam setiap karyanya. Nama Pic[k]Lock sendiri diambil dari istilah Picture Lock—tahap akhir dalam proses editing—dan frasa Pick a Lock. Seperti locksmith yang piawai dalam “pick a lock”, Pic[k]Lock ingin menjadi wadah yang versatile dalam menyelesaikan setiap masalah, one way or another.

Sebagai rumah produksi, Pic[k]Lock Films berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman visual yang mendalam dan menginspirasi. Visi ini diwujudkan melalui berbagai karya film panjang, video klip, iklan televisi, film dokumenter, program televisi, hingga animasi. Setiap karya yang dihasilkan mencerminkan upaya untuk mengajak
penonton bersentuhan langsung dengan tayangan gambar yang kaya akan pesan dan makna, serta menjadi medium komunikasi visual yang kuat.

Beberapa karya terkemuka yang diproduksi oleh Pic[k]Lock Films meliputi film Minggu Pagi di Victoria Park, Rayya : Cahaya di Atas Cahaya, dan Guru Bangsa Tjokroaminoto, yang semuanya telah tayang di layar bioskop.

Selain itu, Pic[k]Lock juga memproduksi serial dokumenter seperti Maestro dan Gue Jakarta bekerja sama dengan Usee TV, serta The Quest yang dihasilkan bersama Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbud Ristek RI dan Madani International Film Festival.

Setiap karya yang dihasilkan merupakan perwujudan dari semangat Pic[k]Lock
untuk terus membuka wawasan baru melalui kekuatan sinema.

KONTAK Pic[k]lock Films
Instagram : @sampainantihanna
@picklockfilms.official
TikTok : @picklockfilms.office

Goodwork | Publicist Film “Sampai Nanti, Hanna!”
Email : publicist.goodwork@gmail.com
WhatsApp : 0857-6855-7903 (Nada Bonang)

 

red_aulia

CATATAN REDAKSI

Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.

Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: indonesiakoma01@gmail.com.
Terima kasih.
______________________

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!