Di sebuah sudut Jakarta Selatan, alunan nada dan derai tawa terdengar menyatu di Kedai Rawon Bidadari. Bukan konser, bukan pula festival musik besar. Namun, suasananya tak kalah hangat. Sebanyak 70 organisasi kemasyarakatan (ormas) dari seluruh wilayah DKI Jakarta hadir untuk satu tujuan: menyanyi bersama dalam ajang Lomba Karaoke Antar Ormas se-DKI Jakarta.
Kegiatan ini digagas oleh Suara Wartawan Indonesia (SWI) bersama Forum Lintas Ormas (FLO) DKI Jakarta, sebagai wadah mempererat silaturahmi sekaligus membangun wajah baru ormas di mata masyarakat.
Selama dua hari, Kedai Rawon Bidadari yang biasanya menjadi tempat bersantap, berubah menjadi ruang ekspresi. Mikrofon bergilir dari satu peserta ke peserta lain. Ada yang tampil penuh percaya diri, ada pula yang menyanyi sambil tertawa gugup. Namun semuanya menyatu dalam semangat yang sama: merayakan kebersamaan.
Bagi Ormas Kembang Latar, ajang ini terasa istimewa. Di tengah perayaan usia ke-34 tahun, organisasi yang dikenal aktif di lingkungan FLO DKI Jakarta ini didapuk menjadi pelaksana kegiatan.
“Ini sebuah kehormatan bagi kami,” ujar Supriyadi, Ketua Umum Kembang Latar. Ia menuturkan, peran ormas tak sebatas pada kegiatan advokasi atau sosial-politik. “Lewat seni dan budaya, kita bisa membangun harmoni. Ini cara lain kami menjalin persaudaraan.”
Semangat itu pula yang terlihat dari para tokoh yang hadir. Di antara mereka adalah Ketua Umum FLO DKI Jakarta, Ir. Juaini Yusuf, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Utara. Hadir pula Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta M. Matsani, M.Si; Kepala Suban Kesbangpol Jakarta Timur Handoko Murhestriyarso, SKM, ME; dan juga penulis yang hadir di acara itu sebagai Ketua Umum MIO INDONESIA
Dalam sambutannya, Juaini menegaskan pentingnya kegiatan seperti ini sebagai jembatan sosial antar komunitas.
“Ormas bisa hadir bukan sebagai sumber kekhawatiran, tetapi sebagai mitra yang membangun. Kegiatan ini membuktikan bahwa kita bisa bersinergi dalam suasana yang positif,” katanya.
Tak hanya peserta yang antusias, pemilik Kedai Rawon Bidadari, Gus Roffiq, pun menyambut kegiatan ini dengan tangan terbuka. Warung makannya, yang dikelola bersama Pemerintah Kota Jakarta Selatan, mendadak menjadi ruang kolaborasi warga.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami siapkan 100 porsi Rawon Bidadari gratis untuk peserta di hari pertama,” ujarnya sambil tersenyum. Ia percaya, tempat yang dirawat bersama, akan tumbuh menjadi titik temu masyarakat.
Sejak pengelolaan kedai dipercayakan kepadanya, kata Roffiq, jumlah pengunjung terus meningkat, terlebih di akhir pekan. Ini menjadi motivasi baginya untuk terus menyempurnakan pelayanan dan menu.
Di balik suasana santai dan akrab, semangat berkompetisi tetap terasa. Setelah dua hari penuh nyanyian dan penampilan penuh warna, sepuluh ormas berhasil melaju ke babak semifinal yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 1 Juni 2025.
Berikut sepuluh ormas yang akan kembali bersuara di panggung semifinal:
1. Bang Jafar
2. GPIB
3. MIO DKI Jakarta
4. Jampang Mampang
5. IPAKAT
6. FPMP
7. Pemuda Pancasila (PP)
8. Forum Bersama Disabilitas (FB Disabilitas)
9. Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI)
10. GM FKPPI
Namun bagi sebagian besar peserta, kemenangan bukanlah segalanya. “Yang penting bukan siapa yang juara, tapi bagaimana kita bisa saling kenal dan saling dukung,” ujar Yafet seorang peserta dari ormas GMBI..
Di akhir acara, Kepala Kesbangpol DKI Jakarta, M. Matsani, menutup sambutannya dengan sebuah pantun. Tawa dan tepuk tangan pun mengiringi akhir hari yang penuh nada dan makna.
“Ormas bukan hanya pengawas. Ia bisa menjadi mitra yang menjembatani, menyampaikan, dan menyatukan,” ucapnya.
Di Jakarta, kadang sebuah lagu bisa menjadi jembatan. Dan dalam suasana itu, ormas-ormas Ibu Kota membuktikan bahwa harmoni bisa dimulai dari nada. ()
Penulis adalah:
AYS. Prayogie
Ketua Umum Media Independen Online Indonesia (MIO INDONESIA), Wartawan dan CEO Portal Berita HITVberita.com