INDONESIAKOMA.COM, JAKARTA –
Gelombang hijau nan menggelegar dari ribuan jaket pengemudi ojek online (ojol) dipastikan akan membanjiri kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis, 17 Juli 2025. Dalam balutan aksi bertajuk “177 URC BERGERAK” yang digagas Unit Reaksi Cepat (URC), slogan “Satu Tujuan Mencapai Tujuan” bukan sekadar pajangan, melainkan seruan perang yang dialamatkan langsung ke jantung kekuasaan:
Istana Negara. Ini bukan sekadar demo biasa, ini tamparan keras bagi negara yang abai.
Di balik riuhnya klakson dan deru mesin, tersimpan bara api kemarahan dan frustrasi mendalam ribuan pengemudi ojol yang merasa dijadikan “bola liar” oleh kebijakan semrawut.
Menolak status ojol sebagai pekerja atau buruh: Sebuah penolakan telak terhadap upaya pembelengguan kemerdekaan.
Menolak opini pemotongan 10%: Membongkar narasi sesat yang hanya memecah belah dan menguntungkan segelintir pihak
Menuntut Presiden segera menerbitkan PERPPU Ojek Online: Desakan mutlak untuk payung hukum yang selama ini tak kunjung tiba, membiarkan nasib jutaan ojol terkatung-katung.
“Kami akan bergerak serentak ke istana. Ini bukan sekadar demo, ini seruan dari nurani kami yang terus diinjak-injak! Kami tolak diposisikan sebagai buruh! Ojol itu mitra, bukan pekerja yang bisa seenaknya diatur-atur!” tegas Danny Stephanus, juru bicara URC, dengan nada penuh amarah saat konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan (15 Juli 2025). Sebuah kritik pedas bagi pemerintah yang terkesan tak memahami realitas lapangan.
Ojol Bukan Buruh: Perjuangan Nyata Melawan Keterkungkungan
Danny Stephanus tak segan menyebut wacana mengubah status mitra menjadi pekerja sebagai jebakan busuk yang berisiko mengubur fleksibilitas dan kemandirian para driver. Ia menyindir keras kegagalan sistem ketenagakerjaan formal yang tak kunjung menyejahterakan buruh, bahkan cenderung menjebak dalam siklus PHK dan upah minim.
“Banyak buruh bisa jadi ojol, tapi ojol belum tentu bisa jadi buruh. Dan selama ini, setiap tahun yang diperjuangkan buruh hanya soal UMR, padahal PHK massal tetap terjadi, seolah itu prestasi!” sentilnya, menohok telak kegagalan kebijakan ketenagakerjaan yang ada.
Terkait opini pemotongan 10% dari pendapatan driver, URC dengan lantang menyebut bahwa isu itu sesat, menyesatkan, dan hanya akal-akalan untuk mengadu domba.
“Yang ada itu biaya tidak langsung, bukan potongan. Yang salah itu sistem tarifnya, bukan bagi hasilnya. Opini itu sengaja diciptakan untuk membenturkan sesama driver demi kepentingan pihak lain!” jelas Danny, mengacu pada Keputusan Menteri KP 1001 Tahun 2022 yang seolah tak digubris.
URC: Bergerak, Bersuara, dan Tak Bisa Dibungkam oleh Intimidasi Mana Pun!
Setelah satu dekade lebih memilih diam karena dianggap tak punya taring, URC akhirnya angkat suara dengan penuh keberanian. Danny menyebut PERPPU ojek online adalah “harga mati”, karena selama ini profesi ojol selalu diperebutkan dan diatur semaunya oleh banyak kementerian, tanpa payung hukum yang jelas, membiarkan mereka dalam limbo hukum.
“Setiap kementerian merasa punya hak atur ojol. Profesi kami jadi bola liar yang ditendang sana-sini tanpa kepastian! Kami ingin kepastian, bukan janji-janji kosong!” serunya, menyiratkan kekecewaan mendalam pada birokrasi yang berbelit.
URC menegaskan independensinya, tak berafiliasi dengan organisasi mana pun seperti Garda, Tekab, APOB, atau serikat buruh yang mungkin saja sudah “masuk angin” atau punya kepentingan lain. Mereka berdiri sendiri, membawa suara asli dari para pengemudi jalanan yang muak dengan ketidakjelasan.
Batman: Ganggu Aksi Kami, Berhadapan dengan Saya – Ancam Balik Intimidator!
Ketegangan makin memuncak saat Achsanur Solihin alias Batman, Jenderal Lapangan Aksi, mengirimkan pesan keras dan tak kenal kompromi kepada pihak-pihak yang mencoba meremehkan atau mengganggu aksi ini.
“Kalau ada yang berani usik Aksi 177 URC Bergerak, akan berhadapan langsung dengan saya! Saya tidak akan mundur selangkah pun, siapa pun Anda!” tegas Batman dengan nada mengancam, sebuah peringatan bagi siapa pun yang berani mengintervensi perjuangan mereka.
Aksi Damai, Tanpa Sweeping, Namun Penuh Tekad: 5.000 Ojol Siap Menuntut Hak!
Suharto, penanggung jawab aksi, memastikan sekitar 5.000 driver ojol dari wilayah Jabodetabek akan bergabung. Ia menegaskan bahwa aksi ini 100% damai, tanpa sweeping, tanpa intimidasi, namun jangan remehkan tekad mereka.
“Kami tidak melarang teman-teman narik, silakan nyalakan aplikasi. Kalau dapat orderan saat aksi, silakan antar dulu. Kami tidak akan memaksa siapa pun,” kata Suharto, menunjukkan kemandirian dan profesionalisme meski di tengah aksi besar.
Aksi 177 URC BERGERAK adalah titik balik suara para pengemudi ojek online yang selama ini dipinggirkan, diabaikan, dan diperalat.
Kini, mereka memilih bersuara lantang, menuntut keadilan, dan menolak diperalat oleh narasi-narasi yang tak berpihak atau kepentingan-kepentingan di luar nurani mereka.
“Kami bukan buruh. Kami mitra. Dan kami layak mendapat perlindungan hukum yang pasti, bukan sekadar janji manis atau regulasi setengah hati!” tutupnya, sebuah pesan tegas yang harus didengar oleh para pengambil kebijakan.