Indonesiakoma.com, Jakarta, 19 Desember 2025 – Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Jadetabek menggelar Perayaan Natal dan Dies Natalis ke-55. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi spiritual, konsolidasi organisasi, serta penegasan sikap IMAPA terhadap berbagai persoalan kemanusiaan yang dihadapi masyarakat Papua.
Dalam sambutannya, Ketua Umum IMAPA Jadetabek, Akianus Wenda, menegaskan bahwa Natal tidak dimaknai sekadar sebagai seremoni keagamaan, melainkan momentum kejujuran moral untuk melihat realitas penderitaan sesama manusia.
“Natal bagi kami bukan hanya soal perayaan. Natal adalah waktu untuk jujur pada diri sendiri, jujur pada keadaan, dan jujur pada penderitaan sesama manusia,” ujar Akianus Wenda.
Ia menyampaikan duka mendalam atas bencana alam yang menimpa masyarakat di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sekaligus mengajak semua pihak untuk tidak menutup mata terhadap penderitaan yang terus berlangsung di Tanah Papua. Menurutnya, berbagai persoalan di Papua bukan semata akibat faktor alam, tetapi juga dampak dari kebijakan dan sistem pembangunan yang tidak berpihak pada masyarakat adat.
Akianus menyoroti praktik penguasaan tanah adat, eksploitasi sumber daya alam, serta minimnya keterlibatan orang asli Papua dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri. Kondisi tersebut, kata dia, melahirkan berbagai persoalan serius, mulai dari konflik, kemiskinan struktural, keterbatasan layanan kesehatan dan pendidikan, hingga hilangnya harapan hidup bagi generasi muda Papua.
“Kami tidak sedang membenci Indonesia. Justru karena kami mencintai negeri ini, kami memilih untuk bersuara. Cinta yang sejati tidak diam ketika ada ketidakadilan,” tegasnya.
Dalam momentum Dies Natalis, Akianus menegaskan komitmen IMAPA Jadetabek untuk tetap kritis, konsisten menyuarakan keadilan, serta berdiri bersama rakyat Papua tanpa meninggalkan semangat persaudaraan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Billy Mambrasar, ST., B.Sc., MBA., M.Sc., EdM, yang hadir sebagai tamu kehormatan dan memberikan sambutan. Billy Mambrasar dikenal sebagai Staff Khusus Presiden RI (2019–2024), Tenaga Ahli Investasi Area Perdagangan Bebas Batam, serta Komite Eksekutif Presiden RI.
Dalam sambutannya, Billy menekankan pentingnya persatuan dan menolak segala bentuk dikotomi yang memecah orang Papua.
“Tidak ada perpecahan di antara kita, tidak ada kata satu suku A, satu suku B; satu gunung, satu pantai; satu Islam, satu Kristen; satu Fakfak, satu Jayapura. Kita tidak melihat perbedaan satu sama lain, tetapi kita melihat bahwa kita berasal dari tanah yang sama dan leluhur yang sama. Jangan sampai perbedaan itu membuat kita tertinggal dan dianggap orang terbelakang. Justru perbedaan-perbedaan itu harus menjadi kekuatan bagi kita untuk saling mendukung dan maju bersama-sama,” ujarnya.
Ia mengajak mahasiswa Papua untuk menjadikan keberagaman sebagai modal sosial, agar tidak tertinggal dan terus berkembang di tengah dinamika nasional. Perayaan Natal dan Dies Natalis IMAPA Jadetabek ini diharapkan menjadi penguat nurani, ruang pemersatu lintas latar belakang, serta pengingat bahwa perjuangan kemanusiaan dan keadilan bagi Papua masih terus berlanjut. (M)



















