INDONESIAKOMA.COM, JAKARTA-
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Juang dan Pendidikan Indonesia (DPP GJPI) di kantor sekretariat jalan Tuparev nomer 21 Rt 003 Rw 009 kayu putih kecamatan Pulogadung Kota Jakarta Timur DKI Jakarta, melaksanakan kegiatan rutin kedua kalinya yakni Kajian Ramadhan Senin 17 Maret 2025.
Acara kajian ramadhan yang bertema “Peran Ramadhan Dalam Pembentukan Karakter Dan Etika Sosial Masyarakat Muslim” di hadiri oleh pemangku wilayah di wakilkan oleh Sekretaris Rt 003,ketua DPP GJPI beserta pengurus dan ibu-ibu warga rt 003 turut hadir dalam agenda kegiatan kajian ramadhan tersebut.
Dalam sambutannya ketua DPP GJPI Ridho FW Ramdhani mengatakan “Mudah mudahan kegiatan kajian ramadhan ini dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita dalam bersosial dan bermasyarakat sebagai wujud cinta kita kepada Allah dan RasulNya”.
Kemudian acara inti pada kajian ramadhan yaitu taushiyah yang bertema “Peran ramadhan dalam pembentukan karakter etika sosial dalam masyarakat muslim” membahas tentang memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan untuk memperbanyak ibadah dan berbuat kebaikan. Karena di bulan ramadhan tersebut semua amal sholeh akan di lipat gandakan sebagaimana yang di terangkan dalam hadist nabi satu kebaikan perkara sunah, bila di kerjakan di bulan ramadhan sama dengan melakukan satu kebaikan perkara wajib di bulan yang lain selain ramadhan. Dan satu kebaikan perkara wajib bila dilakukan di bulan ramadhan di lipatgandakan menjadi 70 ganjaran kebaikan perkara wajib sehingga momentum ramadhan adalah momentum yang tidak boleh di sia-siakan untuk dimanfaatkan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya.
Adapun kaitannya dengan pembentukan karakter dan peran ramadhan dalam etika sosial dan kemasyarakatan muslim bahwa hikmah ramadhan terbagi menjadi dua ibarat yang pertama puasa ulat dan puasa ular.
“Ulat berpuasa sebagai penebus dosa pada dirinya karna telah berbuat kerusakan setelah melewati masa tirakatnya dia berubah menjadi kupu2 yang terlihat indah dan bisa bermanfaat bagi alam sekitarnya. Sementara puasanya ular hanyalah untuk beristirahat dari hawa nafsunya,setelah dia melewati masa tirakatnya kebiasaan dia tidak berubah dan justru membahayakan mahluk di sekelilingnya” jelas ustadz Rahmat Malawat yang menjadi narasumber dalam acara kajian tersebut.
Selain taushiyah dan tanya jawab, dalam kajian tersebut dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama anggota beserta warga di wilayah lingkungan setempat.
red_auliaulfa