Jakarta, 3 Desember 2025 — Dalam momentum peringatan Hari Guru Nasional 2025, Indonesia kembali mencatat sejarah penting melalui peluncuran Masyarakat Teknologi Cerdas Indonesia yang digelar oleh Indonesia Society on Smart Technologies (IS-SMART) di Aula Heritage, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta. Rabu (03/12/25).
Dengan mengusung tema ” Pendidikan Indonesia Menyongsong Era Kecerdasan Artifisial”. Acara ini menjadi ruang refleksi sekaligus seruan penting untuk mempercepat transformasi pendidikan nasional agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI).
Ketua Umum IS-SMART, Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, menyampaikan di sela sela acara bahwa peluncuran masyarakat teknologi cerdas ini bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan nasional yang bertujuan memperkuat kompetensi literasi digital, kecerdasan buatan, dan inovasi teknologi di seluruh lapisan masyarakat.
“Jika Indonesia ingin menjadi negara maju pada tahun 2045, maka kita harus membangun fondasi kecerdasan teknologi sejak hari ini. Pendidikan teknologi cerdas adalah jembatan kita menuju Indonesia Emas,” tegas Prof. Edi.
Beliau menambahkan bahwa IS-SMART menargetkan penguatan kapasitas guru, siswa, mahasiswa, serta pelaku industri melalui kurikulum digital, pelatihan AI, platform pembelajaran adaptif, dan riset kolaboratif yang mampu menghasilkan talenta berdaya saing global.
Lebih lanjut, Prof. Edi menyoroti bahwa para guru harus menjadi aktor utama dalam transformasi teknologi.
“Hari Guru Nasional mengingatkan kita bahwa guru adalah ujung tombak perubahan. Melalui IS-SMART, kami ingin membantu para guru memasuki era baru pendidikan berbasis teknologi cerdas, bukan sekadar sebagai pengguna, tetapi sebagai inovator,” ujarnya.
Peluncuran masyarakat teknologi cerdas ini juga diharapkan menjadi titik awal terciptanya ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan dalam pemanfaatan teknologi, khususnya AI, untuk mendukung kualitas pembelajaran, efisiensi kerja, dan penguatan ekonomi berbasis pengetahuan.
Dalam penutupnya, Prof. Edi menekankan bahwa kolaborasi antar sektor—pemerintah, akademisi, komunitas teknologi, dan pelaku industri—adalah kunci percepatan transformasi digital nasional.



















